Lingkungan dalam Ensikloppedia Indonesia (1983) adalah segala sesuatu yang ada di
luar suatu organisme, meliputi: (1) Lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan
di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak
hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lainnya, (2)
Lingkungan hidup (biotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang
terdiri dari organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Menurut
Zaidin (2000) dalam pengertian yang lain lingkungan merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya serta makhluk hidup lainnya.
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa
kegiatan pembelajaran akan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat
dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan
berfaedah bagi lingkungan (Khusnin, 2008). Menurut Yulianto (2002) pendekatan
lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar
dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan
lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan
salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan
hasil pendidikan yang berkualitas.
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar
yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka
proses pembelajaran siswa. Penggunaaan lingkungan memungkinkan terjadinya
proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan pada kondisi yang
sebenarnya. Pelajaran sains/fisika dengan menggunakan bahan-bahan alami lebih
menguntungkan bagi siswa dan pengalaman bersahabat dengan alam lebih cenderung
menyiapkan perasaan positif bagi siswa terhadap keajaiban alam. Hal senada juga
diungkapkan Suniarsih (2006) yaitu berlangsungnya proses pembelajaran tidak
terlepas dengan lingkungan sekitar.
Pendidikan lingkungan sebagai suatu dimensi, di
dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan lingkungan. Di dalam model
pengajaran, pendekatan ini diklasifikasikan berdasarkan lingkungan belajarnya.
Jadi pendekatan lingkungan tidak memiliki sintaks pembelajaran. Karli dan
Margaretha (2002) menjelaskan bahwa pendekatan lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber
belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah lingkungan, dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan.
Pembelajaran melalui pendekatan lingkungan kini
dipopulerkan dengan istilah outbond
yaitu suatu program pembelajaran di alam terbuka yang berdasarkan
pada prinsip experimential learning
yaitu belajar melalui pengalaman langsung.
Nasution (1976:197) dalam Habiba (2006) mengatakan pendekatan lingkungan atau
karyawisata adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata,
tidak harus selalu ke tempat yang jauh tetapi dapat dilakukan di lingkungan
alam sekitar kita. Jadi menggunakan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran
adalah memanfaatkan atau menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
keperluan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan
pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar
mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar.
Pendekatan lingkungan berarti mengajak siswa
belajar langsung ke lapangan tentang konsep pelajaran. Pendekatan lingkungan
berpangkal pada adanya hubungan antara perkembangan fisik manusia dengan
lingkungan yang ada di sekitarnya. Belajar melalui pendekatan lingkungan bukan
berarti mengeksploitasi terhadap alam, akan tetapi hanya menggunakan jasa alam
untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan.
Aplikasi sains/fisika dalam kehidupan mengandung arti penerapan
komponen teknologi. Berdasarkan pemikiran tersebut berkembanglah upaya untuk
mengintegrasikan pendidikan sains dengan pendidikan teknologi. Pendidikan
teknologi dapat mengandung arti pendidikan keterampilan untuk mengoperasikan
produk teknologi, membuat alat-alat teknologi dan cara pemeliharaan peralatan
teknik. Akan tetapi, pendidikan teknologi dapat juga mengandung arti memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh teknologi dalam kehidupan
sehari-hari dan melatih memecahkan masalah yang rumit secara ilmiah dan juga
dengan memperhatikan norma-norma yang ada di masyarakat.
Dengan demikian, melalui pendidikan sains/fisika siswa terlatih
untuk menemukan dan memahami apa yang terjadi di alam sekitarnya, yakni
pendekatan mengajar yang digunakan adalah pendekatan lingkungan. Dengan
demikian, pada pendekatan lingkungan mengandalkan sarana alam sekitarnya
sebagai laboratorium.
Teknik penyajian sebagai pendukung dalam kegiatan belajar-mengajar
dengan menggunakan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran sains/fisika,
antara lain:
- Eksperimen. Cara mengajar di mana siswa melakukan percobaan.
- Demonstrasi. Dilakukan bila informasi dari lingkungan dianggap kurang atau untuk lebih menguatkan kesimpulan yang telah diperoleh dari lapangan.
- Karya Wisata. Untuk memperoleh informasi atau data baru dapat dilakukan kegiatan karya wisata.
- Praktik Lapangan. Siswa diajak ke suatu tempat di luar sekolah untuk secara langsung terjun dalam kegiatan di masyarakat.
- Studi Kasus. Dalam teknik penyajian ini, kasus atau isue yang ada di masyarakat dapat dibahas di kelas.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar